Perilaku buruk anak-anak yang sering dijumpai yaitu suka teriak .Perilaku buruk seperti ini sering membuat orang tua tidak sabar dalam menghadapinya . Dan yang
terjadi terkadang orang tua emosi dan tidak sabar dalam menghadapi anak yang suka teriak-teriak.
Untuk bisa mengatasi masalah terhadap anak yang suka teriak, tentu orang tua harus mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab anak suka teriak-teriak.
Tidak mudah untuk mengubah kebiasaan anak-anak yang suka berteriak tersebut dalam waktu sekejap. Semua butuh proses untuk menghentikan dari kebiasaan tidak sopan terbut.
Berikut adalah cara-cara untuk mengatasi anak-anak yang suka berteriak, agar berhenti dari kebiasaan tersebut :
Untuk bisa mengatasi masalah terhadap anak yang suka teriak, tentu orang tua harus mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab anak suka teriak-teriak.
Penyebab anak-anak suka teriak antara lain :
1. Anak mencari perhatian.
Lingkungan bagi anak-anak prasekolah merupakan tempat
menuangkan isi hatinya. Dia berekspresi dengan bebas sehingga dari situ
diharapkan ada perhatian dari lingkungan. Anak-anak mengeluarkan
celotehan-celotehan dengan berteriak merupakan bentuk minta perhatian dari
anak-anak.
2. Ego anak yang masih tinggi.
Anak-anak belum mengetahui toleran dengan orang lain, dia
belum tahu bahwa berteriak itu bisa mengganggu orang lain disekitarnya. Ego
anak masih tinggi tidak mau diganggu kenyamanannya.
3. Terpengaruh lingkungan dan meniru.
Lingkungan memiliki peran besar membentuk kebiasaan anak.
Lingkungan mudah sekali mempengaruhi anak dalam bersosialisasi. Jika
lingkungannya sering ada yang berteriak maka si anak akan terpengaruh dengan
perilaku tidak sopan tersebut. Anak akan mudah meniru kebiasaan yang ada di
lingkungannya.
4. Latihan berbicara
Usia prasekolah merupakan masa mereka bereksperimen
terhadap kosa kata dan bahasa yang baru dikuasai, sehingga dalam prakteknya
mereka mengucapkannya dengan gaya bicara anak-anak yaitu keras dan lantang.
Saat menginginkan sesuatu anak-anak dalam penyampaiannya
suka sambil teriak-teriak. Mereka belum bisa mengontrol emosinya dengan baik.
Mereka menganggap bahwa dengan cara berteriak-teriak keinginannya akan
dipenuhi. Kalau tidak dipenuhi biasanya mereka berteriak-teriak sambil
menangis.
Dengan
mengetahui sebab-sebab anak-anak suka berteriak diharapkan orang tua khusunya
bisa mengontrol diri jika menjumpai putra-putrinya yang suka berteriak-teriak. Cara mengatasi masalah anak-anak agar tidak berteriak-teriak.
Tidak mudah untuk mengubah kebiasaan anak-anak yang suka berteriak tersebut dalam waktu sekejap. Semua butuh proses untuk menghentikan dari kebiasaan tidak sopan terbut.
Berikut adalah cara-cara untuk mengatasi anak-anak yang suka berteriak, agar berhenti dari kebiasaan tersebut :
1. Memberikan
pemahaman dan pengertian.
Sampaikan bahwa tanpa dengan berteriak-teriak, orang tua
mendengar apa-apa yang disampaikan sama anak. Diharapkan dengan memberikan
pemahaman dan pengertian pada anak ,kekhawatiran anak untuk tidak mendapatkan
perhatian dan tidak didengar bicaranya menjadi berkurang.Dan lambat laun
kebiasaan tidak sopan tersebut hilang.
2. Melakukan
instropeksi di lingkungan keluarga.
Anak-anak sangat pinta meniru gaya dari orang-orang
dilingkungan sekitarnya, misalnya ayah, ibu, kakak, adik dan anggota keluarga
yang lain. Mintalah masing-masing untuk bisa instropeksi diri dan saling
mengingatkan, agar di lingkungan keluarga tidak ada teriakan-teriakan atau
suara keras lainnya. Dengan menjaga suasana yang tenang di lingkungan keluarga diharapkan
kebiasaan anak-anak akan berubah.
3. Memberikan contoh
yang baik.
Memberikan pelajaran dengan memberikan contoh lebih
efektif dibanding dengan mengajarkan dengan ceramah dan omongan. Memorianak
akan mudah belajar dengan melihat langsung dibanding dengan mendengar dan
mencerna tanpa melihat contoh riil dari apa yang dimaksudkan. Cobalah mengajak anak
bicara dengan lemah lembut. Dengan demikian anak menjadi fokus mendengarkan apa
yang disampaikan ,sebab kalau nggak fokus mendengar perkataan yang lembut
tersebut, maka si anak tidak dapat memahaminya.
4. Biasakan
mengecilkan volume peralatan elektronik
Suara alat elektronik bisa mendorong anak untuk bicara
lebih keras dari volume alat elektronik tersebut. Dengan mengecilkan volume
perlatan elektronik di dalam rumah, secara
otomatis suara pembicaraan juga akan lebih pelan.
5. Jangan membalas
teriakan dengan teriakan juga
Segera diingatkan jika anak mengeraskan suaranya ,jangan
dibalas dengan teriakan keras juga jika anak berbicara keras. Dekati si anak
dan berikan pengertian bahwa bicara keras itu tidak sopan.
6. Ajarkan volume
bicara yang ideal.
Ajarkan untuk menyesuaikan volume bicara dengan
lingkungan dimana anak tersebut bicara. Volume bicara di dalam ruangan yang
tertutup berbeda dengan waktu berbicara di luar ruangan, apalagi lingkungannya
bising dan berisik. Itu semua butuh praktek dan pengalaman ,sehingga
pendampingan orang tua sangat diperlukan untuk mendidik anak menjadi lebih
baik.
7. Membiasakan untuk
berdiskusi untuk menyelesaikan masalah.
Jika anak melakukan kesalahan ,jangan menggunakan lisan
untuk memarahi anak. Namun diskusikan mengenai hal yang dirasa sebuah
kesalahan. Ambil keputusan-keputusan yang positif dan jangan menyalahkan anak.
Dengan membentuk kebiasaan tersebut diharapkan tidak ada lagi anak-anak yang
teriak-teriak.
Comments
Post a Comment